Uncategory

Aku, yang jatuh cinta padamu.

Selamat pagi, kamu.

Kamu percaya tentang jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku tidak. Walau pada kenyataannya, dulu saat kita bertemu untuk pertama kali, aku merasakan tatapanmu lama sekali menujuku. Aku pun begitu, entah kenapa.

Pagi ini kamu sudah minum kopi? Sebenarnya aku ingin sekali membuatkan untukmu, tapi kita terpisah jarak. Semoga sarapanmu juga tidak terlambat. Saat ini, aku hanya bisa mengingatkan. Hingga suatu saat nanti aku bisa melakukan.

Tentang jatuh cinta pada pandangan pertama itu, mungkin hanya terjadi pada orang-orang tertentu saja. Bagiku, jatuh cinta padamu terjadi sedikit-sedikit, pada waktu-waktu kebersamaan kita yang seringnya justru berjarak. Kita berada di kota yang berbeda. Di perjalanan yang berbeda.

Jika kamu bertanya mengapa aku jatuh cinta padamu, maka aku akan tersenyum saja. Kata orang, jatuh cinta itu tidak memerlukan alasan. Mungkin benar. Bagiku, mencintaimu pasti ada alasannya, tapi alasan-alasan itu datang seiring waktu di mana aku makin mengagumimu. Ah, teori cinta yang sangat kacau kurasa.

Aku selalu mengatakan bahwa aku orang yang sederhana. Namun bagimu, mungkin aku ini adalah orang yang rumit, karena sebenarnya sederhana itu rumit bukan? Menjadi sederhana pun tidak mudah ternyata.

Kamu. Terimakasih untuk tetap tinggal, menetap di duniaku yang rumit. Ya, aku jatuh cinta padamu, bekali-kali. Setiap hari.

(MRNY)

Tinggalkan komentar